oleh

Motor Supra X 125 Tidak Bertenaga

Bengkel Bangun – Postingan ini merupakan jawaban dari pertanyaan sdr Agus yang dialamatkan ke Bengkel Bangun via SMS. Dan untuk sdr Agus kami mohon maaf karena keterlambatan kami dalam menjawab pertanyaan yang dialamatkan kepada kami tidak langsung kami jawab.

Isi SMS pertanyaan yang dialamatkan ke Bengkel Bangum sbb:

gini mas ini
perihal motor
saya supra x 125
oversize 75.kok
skrg 80km z dh
gk mau tmbah
knp ya?pdhl
kmps
koling,kmps
gandya bru
smua..

Pengirim:
+6285647485xxx

Pusat pesan:
+62816124

Dikirim:
4-Des-2013
11:10:58

Dari pertanyaan tersebut bisa kita simpulkan bahwa semua onderdil yang sudah mas Agus pakai adalah baru semua mulai dari kampas kopling, kampas ganda dan juga oversize 75, dan kok setelah lari 80 km tidak mampu tambah kecepatan ???
Jika dilihat dari kondisi mesin justru untuk oversize mencapai 75 kecepatan makin bertambah karena semakin besarnya ruang bakar yang  tersedia. Dan jika dilihat dari onderdil lain yang serba baru tersebut bisa kita cek ulang pada kondisi pada oversize dan komponennya.

Yaitu:

1. Cek piston yang dipakai, jika memakai piston yang imitasi kemungkinan besar keadaan piston akan memuai dan ini sangat berbahaya jika mesin mulai panas.
2. Kerapatan celah aman piston tidak sesuai, ini akan berakibat jika pemuaian piston berlebihan akan mengakibatkan piston “gancet”

Dari dua bahasan tersebut diatas cara mengatasinya yang pertama adalah pakai saja piston yang original, karena kekuatan bahan yang dipakai sudah tidak diragukan lagi.

Dan untuk bahasan kedua, tentang celah aman antara liner dan piston adalah tugas dari tukang korternya. Tapi sekedar untuk tahu saja bahwa celah aman antara liner dan piston dalam setiap oversize mempunyai ukuran yang harus dipakai dan bukan sekedar perkiraan.

Karena gerak naik-turun piston di dalam liner harus tetap stabil atau konstan. Baik saat mesin bergasing rendah, maupun saat dipacu dikecepatan tinggi yang mana suhu mesin meningkat drastis dan dapat mempengaruhi dimensi piston. Makanya jarak atau celah piston dengan dinding liner jadi penentu performa.
Jika celahnya terlalu longgar, kompresi rawan bocor. Tekanan gas bakar di atas bisa turun ke ruang kruk as, atau malah sebaliknya oli ikut naik ke ruang bakar.

Beda halnya jika celah terlalu sempit rawan overheat, karena saat mesin mulai panas dan piston memuai, motor bisa mati mendadak atau jebol akibat piston mendadak terkunci di liner ( gancet )

Menurut aturan, secara teknis celah piston di liner buat motor harian sekitar 0,02~0,03 mm. Ukuran itu lebih besar dari diameter piston oversize atau yang akan dimasukkan ke dalam liner. Tapi kalau buat balap, paling aman 0,04~0,05 mm.
Hanya saja untuk menentukan celah  piston di liner, prosesnya tidak segampang yang dikira. Apalagi dimensi piston dari atas ke bawah berbentuk tirus dan oval jika dilihat lingkarnya, sementara diameter liner tetap lurus dari atas ke bawah. Sehingga cara mengukurnya pun tidak boleh sembarang.

Makanya pada saat mesin minta di oversize, piston pengganti harusnya terlebih dahulu diukur sebagai patokan dalam menentukan diameter liner yang akan dikorter. Cara ini dilakukan sebelum masuk ke langkah proses honing buat menentukan celahnya.
 

Bagian piston yang diukur, idealnya berjarak 10 mm dari bagian bawah piston. Sedangkan posisi-nya berada di badan piston atau di sebrang lubang pen piston. Biar lebih akurat, ukur pakai micrometer.

Setelah ukuran diameter piston sudah dapat, liner bisa dikorter. Baru masuk ke proses honing untuk menentukan celah piston dan liner yang diinginkan. Di mana prosesnya lubang liner bekas korter dihoning hingga dapat celah yang dirasa paling ideal.

Catatan:
Overheat adalah keadaan panas berlebihan.

Demikian penjelasan kami semoga bermanfaat

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar

Artikel Terkait